Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog
Aseangoal.over-blog.com

Aseangoal Merupakan Agen Judi Bola Sbobet, Live Casino, Bandar Togel Online, Poker, Streaming Bola, Pasaran Bola Di Indonesia

Cerita Porno Tante Pengen Kenikmatan

Cerita Porno Tante Pengen Kenikmatan

Dia Pengalaman Ku saat berjualan Empat Dengan Tante Suara Menurutku Tante Butuh Kenikmatan– Namaku Wawan. Umurku 23 tahun, dan saat ini aku sedang kuliah di salah satu perguruan di jakarta, melainkan aku putuskan untuk sambil bekerja selama aku patut mebiayai kuliah ku.

Ekonomi keluargaku termasuk pas-pasan. Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di Sukabumi. Walaupun ibuku bekerja sebagai guru sebuah SMA negeri di sana. Aku tinggal di tempat kos di daerah Jakarta Barat. Karena duit tf orang tuaku kadang kala terlambat dan sekali-sekali tidak ada kiriman sama sekali, untuk bertahan hidup, akupun menjadi guru privat si kecil-si kecil SMA. Memang aku beruntung dikaruniai otak yang lumayan encer.

Cerita Porno Akupun hidup prihatin di ibukota ini, sekali-sekali seharian aku hanya makan supermie saja untuk mengganjal perutku. Aku merasa tidak apa apa , asal bisa membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga aku bisa lulus dan membanggakan kedua orang tuaku. Sekali-sekali aku iri memandang teman-teman kuliahku. Mereka tak jarang kali dugem, berpakaian bagus, bermobil, mempunyai HP terkini, dan lainnya.

Salah satu dari teman kuliahku bernama Monika. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia si kecil seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Walaupun aku heran, kok dia bisa tertarik padaku. Saat banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Walaupun kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya aku orang yang baik, sopan dan terampil. disebelah itu, dia suka dengan penampilanku yang katanya “imut ”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga aku tak jarang kali latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Sukabumi dulu.

Monika dan aku telah berpacaran semenjak dua tahun baru-baru ini ini. Menawan kami berbeda status sosial, dia tidak tampak malu berpacaran denganku. Akupun sedikit minder sekiranya menjemputnya memakai motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Tidak. Tetapi orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk memakai kendaraan beroda empat mereka bila kami akan pergi bersama. Saat aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Kemana-mana aku selalu memakai motor bersama Monika.

Monikapun tidak berkeberatan pun mengagumi prinsip hidupku. Aku makan atau nonton, aku selalu menolak sekiranya dia akan mentraktirku. Aku bilang padanya sebagai laki-laki aku yang patut bayarin dia. Sekiranya tentu saja kami alhasil hanya makan di rumah makan sederhana dan nonton di bioskop yang murah. Itupun aku lakukan kalau sedang punya uang. Aku tidak ya kami sekedar ngobrol saja di rumahnya atau di tempat kostku.

Monika adalah gadis baik-baik. Aku sungguh-sungguh mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tidak pernah bertindak terlalu jauh. Kami hanya berciuman dan paling jauh saling meraba. Memang benar kata orang, sekiranya kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang hal yang demikian. Monika pernah bilang padaku, kalau ia berkeinginan mempertahankan keperawanannya sampai ia menikah nanti. Saat akupun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar dipercaya oleh pembaca, mengingat kabar terupdate pergaulan si kecil muda Jakarta sekarang.

Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Aku itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Saat modal yang dibutuhkanpun sungguh-sungguh kecil, sehingga aku berdaya upaya tidak ada salahnya untuk mencoba.

Sejak rupanya luar umum. Mungkin memang karena bidang ini masih banyak peluang, disamping strategi pemasaran yang disediakan oleh program ini sungguh-sungguh akurat. Penghasilankupun per bulan sekarang mencapai jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan tahapan manajer perusahaan kelas menengah.

Bekerjanyapun dapat part-time sambil disambi kuliah. Memang beruntung aku menemukan program ini.

Semakin itu, penampilanku berubah. penampilan hidup yang sudah lama aku ingin kan sekarang sudah kunikmati. HP terkini, pakaian bagus, sudah dapat aku beli. Tetapi tak jarang kali aku mengajak Monika untuk makan di restoran mahal serta nonton film terkini di bioskop 21. Monika sempat kaget dengan kemajuanku. Sempat dikiranya aku berusaha yang ilegal, seperti menjual narkoba. Saat setelah aku jelaskan apa bisnisku, dia pun lega dan ikut serta serta bahagia. Disuruhnya aku berterima beri pada Cuma karena telah memberikan jalan kepadaku.

Aku satu saja yang masih kurang. Aku belum punya kendaraan beroda empat. Aku menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, alhasil terkumpul juga uang untuk membeli kendaraan beroda empat bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan seputar kendaraan beroda empat Timor tahun 1997 warna gold metalik. Aku tertarik dan seketika kutelpon si penjualnya.

“Ya betul… kendaraan beroda empat saya memang dijual”. Alamatnya seorang wanita menjawab di ujung telepon.

“Harganya berapa Bu?”

“Setelah puluh delapan juta”

“Kok mahal sih Bu?”

“Kondisinya bagus lho.. Semuanya full absah”

Dengan pesat kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, sedangkan aku patut menjual motorku dulu. Saat akupun berdaya upaya, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk memandang mobilnya secara khusus dahulu.

“Supaya dimana Bu?”

Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan aku bersepakat untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.

Aku mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.

“Selamat petang” sapaku dikala ia membuka pintu.

“Oh petang..” jawabnya.

Aku tertegun memandang kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi.
Payudaranya yang besar menambah kecantikannya. Tidak pembaca dapat membayangkan kecantikannya, aku bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.

“Kau Wawan yang tadi siang telepon berkeinginan memandang kendaraan beroda empat ibu”

“Oh.. Ya silakan masuk.”

Akupun masuk ke dalam rumahnya.

“Tunggu sebentar ya Wan. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mujur minum apa?”

“Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu”

Akupun kemudian duduk di ruang tamu. Sedap lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirup.

“Aku masih kuliah ya,” tanyanya setelah duduk bersamaku di ruang tamu

“Iya Bu.. Hampir selesai sih “

“Ayo diminum.. Secara ya kamu.. Dibelikan kendaraan beroda empat oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi.

Kuteguk sirup pemberian si ibu. Buah sekali rasanya menghilangkan dahagaku.

“Oh.. Dia saya beli dari usaha saya sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.

“Wah.. Hebat kamu kalau gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah sudah bisa beli kendaraan beroda empat”

“Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku ala kadarnya.

“Ngomong-ngomong mobilnya kenapa dijual Bu?”

“apa dari tadi kamu ini ba Ba bu. Kau kan belum terlalu tua. sapa saja Sonya.” sapanya sambil malu.

“Mobilnya akan saya jual karena mau beli yang tahunnya lebih baru”

“Oh semacam itu..” jawabku.

setelah itu Sonya tampak melihatku dengan pandangan yang agak berbeda . Agak rikuh aku dibuatnya. Saat tante Sonya duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat menonjolkan pahanya yang putih mulus.

“Menawan berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.

“Anakku satu. Masih SD. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.

“Waduh.. Maaf ya tante”

“Nggak apa kok Wan.. Aku sendiri sudah punya pacar?”

“Kau, tante”

“Aku ya?”

“Aku dong tante..” jawabku lagi.

Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur demikian ini. Tante Sonya kemudian beranjak duduk di sebelahku.

“Aku mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.

“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.

“Aku sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.

Sambil ngomong , tangan Sonya mulai bergeser dari tanganku ke pahaku.

“Belum.. Tante.. Kau masih perjaka.. Kau nggak mau begituan dulu” jawabku sambil menepis tangan tante Sonya yang sedang meremas-remas pahaku.

Jujur saja, hakekatnya akupun sudah mulai terstimulus, akan tetapi saat itu aku masih dapat berdaya upaya sehat untuk tidak mengkhianati Monika pacarku. terdengar kalau aku masih awal , lihat cerita sex Sonya tersenyum.

“Mujur tante ajarin caranya bikin bahagia wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan mengusap-usap penisku dari balik celana.

“Aduh.. Tante.. Kau sudah punya pacar.. Nggak usah deh..”

“Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi.

“Kau lagi.. Mungkin macet di jalan. Mujur minum lagi? “

Tanpa menunggu jawabanku, tante Sonya pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang telah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Sonya. Aku menit kemudian, tante Sonya kembali membawa minumanku.

“di minum lagi” 

Kuteguk sirup tadi  Sonya kemudian kembali duduk di sebelahku.

“Ya sudah.. Aku memang setia nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?”

“Iya tante..” jawabku lega.

“Aku ngambil jurusan apa?”

“Ekonomi, tante”

“Kau pacarmu di sana juga?”

Waduh.. Aku berdaya upaya kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan.

“Iya dia teman kuliah”

“Ceritain dong gimana ketemuannya”

Yah daripada diminta yang nggak-nggak, aku setuju saya menceritakan padanya seputar kisahku dengan Monika. Kuceritakan bagaimana saat kami berkenalan, ciri-cirinya, acara favorit kami saat pacaran, tempat-tempat yang tak jarang kali kami kunjungi.

Aku beberapa lama bercerita, entah mengapa nafsu birahiku terstimulus hebat. Akupun merasakan sedikit keringat dingin bercucuran di dahiku.

“Aku Wan.. Aku sakit ya” tanya tante Sonya tersenyum sambil kembali meremas tanganku.

Tangannya kemudian bergeser ke pahaku dan kembali gesek dan diremasnya perlahan.

“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku.

“Supaya nikmat kan?”

Sonya pun kemudian mendekatkan wajahnya dan kemudian bibir kamipun telah saling berciuman . Sedap kuasa lagi aku menolak tante Sonya. Nafsuku telah sampai di ubun-ubun.

“Kau tadi dikasih apa tante” tanyaku lirih.

“Ah.. Setibanya sedikit obat kok. Kau kamu bisa lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.

“Ayo, tante berkeinginan merasakan penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku.

Sonya pun terus membuka pakayan beserta celana dalamnya .

“Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante suka tongkol besar si kecil muda demikian ini”.

Tangannya mulai mengocok penisku perlahan. Kemudian tante Sonya merebahkan kepalanya dipangkuanku. Setelah kepala penisku, dan lantas dengan bernafsu dikulumnya penisku yang sudah tegak menahan gairah berahi.

desahku nikmat, dikala mulut Sonya mulai mengemut dan menjilati penisku.

Tangan tante Sonyapun tak tinggal diam. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Aku sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Sonya bangkit dan menciumiku.

“Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya.

Akupun sudah tak kuasa menolak. Nafsu berahi telah menguasai diriku. kami langsung menuju kamar tidur Sonya di bagian belakang rumah. Baik aku di kamar, tante Sonya kembali menciumiku. selanjut tangan ku di ambil nya dan diletakkan di tetek nya

“Ayo sayang.. Aku remas ya”

Kuikuti instruksi tante Sonya dan kuremas payudara miliknya. Tante Sonyapun terdengar mengerang nikmat.

“Sayang… tolong bukain baju tante ya”.

Sonya membalikkan badan dan akupun membuka retsleting baju nya. Aku terbuka, tante Sonya kembali berbalik menghadapku.

“BHnya sekalian donk sayang..” ujarnya.

Kuciumi face ia itu, sambil tanganku cari tali BH di punggungnya.

“Aduh.. Aku lugu sungguh-sungguh ya.. Tante suka..” katanya disela-sela ciuman kami.

“Pengaitnya di depan, sayang..”

ku berhenti kecupan , dan kulihat kembali BHnya dan payudara Sonya yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar.

“Kini khan sayang.. Ayo kamu hisap ya..”

Tangan tante Sonya merengkuh kepalaku dan disupport ke arah dadanya. Tangannya sonya yang satunya lagi meremas payudaranya

“Ah.. Buah.. Lantas terampil.. Sshh” desah tante Sonya dikala aku mulai menghisap payudaranya.

“Jilati putingnya yang..” instruksi tante Sonya lebih lanjut. Dengan menurut, akupun memainkan puting payudara Sonya yang telah keras.

Kemudian aku kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Aku puas aku hisapi payudaranya, tante Sonya kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.

“Kau kamu buka rok tante ya”

Sonya tanganku dan di letak kan pass di  pantatnya yang montok.
Kuremas pantatnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Aku terbelalak memandang Tante Sonya rupanya memakai celana dalam yang sungguh-sungguh mini. Seksi sekali pemandangan saat itu. Tubuh Sonya yang seksi dengan payudara yang mantab ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya.

Kembali tante Sonya mencium bibirku. Tidak ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya. Tangan Sonya memegang celana dalamnya sehingga vaginanya 

“Aku di sini yuk sayang..” perintahnya sambil mendorong kepalaku perlahan.

nikmat sich tante Sonya dikala mulutku mulai memain kan vaginanya.

Kujilati juga Miss V yang berbau harum itu, dan kugigit-gigit perlahan bibir vaginanya.

“Ahh.. Aku terampil ya.. Ahh” desahnya.

Tante lantas melepaskan pakayan , sehingga akupun lebih bebas memberikan kepuasan padanya.

“emut di sini sayang..” ku suruh Sonya sambil tangannya memainkan klitorisnya.

Kujilati klitoris tante Sonya. Desahan Sonya semakin keras  dan  tangannya mendekap erat kepalaku. Aku saat kemudian, tubuh tante Sonyapun mengejang.

“Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya.

Liang vaginanya tampak semakin basah oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan memek nya sambil kadang-kadang kuciumi paha mulus tante Sonya. Sedap percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno. & bacaan dewasa

“Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya setelah mengambil nafas panjang.

Akupun kemudian melucuti semua pakaianku. Sonya lalu membuka sepatunya, sambil telanjang bulat, dan tidur di ranjang.

“Ciumi susu tante lagi dong yang..”

Aku dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara Sonya yang kenyal, tentu membuat semua lelaki normal, termasuk aku, menjadi gemas. Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara tante Sonya, tangannya memberi nasihat tanganku ke vaginanya. Akupun mengerti apa yang ia mau. Tanganku mulai mengusap-usap Miss V dan klitorisnya.

Tante Sonya kembali mengerang dikala nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya payudaranya dan kembali nya emut bibirku dengan panas. Sedap, tante Sonya menindih tubuh atletisku. elus dada bidangku dan putingnya dan perut pun tak lupa diciuminya.

Baik di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Sedap lama kemudian, kepala tante Sonyapun sudah naik turun dikala mulutnya menghisapi penisku.

“Kau tante pengin ambil perjakamu ya..”

Sambil berkata semacam itu, tante Sonya menaiki tubuhku. Tidak penisku ke dalam vaginanya. Rasa nikmat luar umum menghinggapiku, dikala batang penisku mulai menerobos liang memek tante Sonya.

“Uh.. Sebab sekali.. Tante suka tongkolmu.. Buah..” desah tante Sonya sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.“

hahaha semacam itu suara yang terdengar dari mulut tante Sonya. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku.

“Tante suka.. Ahh.. Ngent*tin si kecil muda.. Ahh.. Setelah kamu.. Yes.. Yes..”

Tante Sonya terus meracau sambil menikmati tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Alamatnya desahan tante Sonya semakin menjadi-jadi.

“Buah.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Lantas terampil.. Ahh..”

Sedap lama tubuh tante Sonyapun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Sonya mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Sonya kemudian rubuh di atasku. Karena aku belum sampai puncak nya, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. putar tubuh Sonya, dan goyang penisku dalam kewanitaannya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Sampai ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.

“Oh.. Buah tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.

“Wawan Uda mau muncrat..” kataku aku merasakan air mani sudah sampai ke ujung torpedo.

“Keluarin di mulut tante, sayang..”

Akupun melepas keluar torpedo dan ku arah kan ke wajah Sonya. Tangan tante Sonya seketika meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.

jeritku dikala aku ku crott kan air maniku dalam mulut Sonya.

Sonya lantas mengeluarkan penisku dan elus -elus  pada seluruh wajahnya yang cantik.

Aku membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tamu.

“Buah Wan?” tanyanya sambil tersenyum genit.

“Buah tante… memang tante tak jarang kali ya beginian”

“Nggak kok.. Aku pas ada si kecil muda yang tante suka saja..”

“Oh.. Tante sukanya si kecil muda ya..” “Iya Wan.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Sonya genit.

Sedap lama kendaraan beroda empat yang dinantipun datang. Menawan aku jadi membeli kendaraan beroda empat tante Sonya itu. Disamping kondisinya masih bagus, tante Sonya memberikan korting delapan juta rupiah.

“Asal kamu janji tak jarang kali-tak jarang kali main ke sini ya” katanya sambil tersenyum saat memberikan potongan harga itu.

Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. saat ini, aku masih berselingkuh dengan tante Sonya. aku diliputi perasaan berdosa kepada Monika pacarku. Saat apa energi, setelah kejadian itu, aku jadi ketagihan bermain cerita seks Aku tetap sungguh-sungguh mencintai pacarku, dan tetap menjaga batas-batas dalam berpacaran. Saat untuk menyalurkan hasratku, aku terus berkaitan dengan tante Sonya.

Bisniskupun makin lancar. Keuanganku semakin membaik, sehingga aku kapabel memberikan hadiah-hadiah mahal pada Monika untuk menutupi rasa bersalahku.

Tetapi orang tuanya, mereka juga baik padaku, menawarkan untuk memakai kendaraan beroda empat mereka bila kami akan pergi bersama. Saat aku memang mempunyai harga diri atau gengsi yang tinggi (menurut Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga aku selalu menolak. Akupun sedikit minder sekiranya menjemputnya memakai motor bututku, di rumahnya yang berlokasi di Pondok Tidak.

Share this post
Repost0
To be informed of the latest articles, subscribe:
Comment on this post